Ikan Pelagis, Komoditas Unggulan Baubau
KENDARI – Ikan pelagis seperti tuna, tongkol, cakalang, layang dan sejenis kakak, menjadi komoditas unggulan di Pelabuhan Laut Murhum Baubau.
Kepala Stasiun Karantani Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Baubau, Arsal, mengatakan, terjadi peningkatan volume lalu lintas ikan pelagis. Hal itu diyakini, dampak positif dari ketegasan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk memerangi Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. “Salah satu cara yang dilakukan untuk memerangi IUU Fishing adalah dengan penenggelaman dan moratorium kapal eks-asing di Indonesia,” jelas Arsal, Minggu (27/1/2019).
Di sepanjang 2018, berdasarkan data lalu lintas domestik keluar dari stasiun karantina ikan Baubau, untuk ikan non hidup (Beku, segar, kering) telah mencapai 13 ribu ton. Nilainya mencapai Rp295,5 miliar lebih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 58,53 persen, didominasi ikan pelagis seperti tuna tongkol, cakalang dan layang. Daerah tujuan dominan lalu lintas ikan pelagis tersebut adalah DKI Jakarta, Surabaya, Jayapura dan Kendari.
Pada 2017, lalu lintas domestik dari wilayah Baubau untuk ikan tuna sebesar 720.312 kilogram (kg), ikan tongkol sebesar 887.615 kg, ikan cakalang sebesar 676.169 kg dan ikan layang sebesar 562.473 kg. Sementara di 2018, lalu lintas domestik dari wilayah Baubau untuk ikan tuna sebesar 853.801 kg, ikan tongkol sebesar 932.974 kg, ikan cakalang sebesar 1.188.214 kg dan ikan layang sebesar 2.318.159 kg.
Data SKIPM Baubau di 2018 tersebut, menunjukkan bahwa di periode 2017 hingga 2018, volume lalu lintas ikan tuna mengalami peningkatan sebesar 18,53 persen, ikan tongkol meningkat 5,11 persen, ikan cakalang meningkat 75,73 persen dan ikan layang meningkat tajam 312,14 persen.