Belajar Sejarah Islam Nusantara di TMII

Editor: Satmoko Budi Santoso

Penulisan huruf ba pada kata basmalah yang mengawali surat Al Fatihah dilakukan oleh Presiden Soeharto. Sebagai tanda dimulainya penulisan Mushaf Istiqlal yang ditulis pada 15 Oktober 1991.

Mushaf Istiqlal merupakakan mushaf yang berukuran besar, ditulis dengan khat indah dan dilengkapi ragam hias dari 27 provinsi Indonesia.

Proses pembuatan mushaf ini melibatkan ahli khusus yang terdiri dari para seniman, ahli kaligrafi, ulama Alquran, dan budayawan.

Mushaf ini merupakan ekspresi tradisi seni Islam sekaligus gambaran umat Islam Indonesia yang menyatu dalam kemajemukan suku bangsa.

Mushaf Istiqlal ini selesai ditulis pada tahun 1995, bertepatan dengan pembukaan Festival Istiqlal II di Jakarta.

Pengunjung sedang melihat koleksi sejarah Islam Nusantara di Museum Istiqlal TMII, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Foto: Sri Sugiarti.

Pada waktu itulah tercetus ide untuk mendirikan Bayt Alquran. Bayt, yang dalam bahasa Arab bermakna rumah, berfungsi sebagai museum untuk menyimpan koleksi sejumlah mushaf, yang berhasil dihimpun sejak Islam berkembang di Nusantara.

Berdirinya Bayt Alquran memang tidak terlepas dari sejarah Museum Istiqlal. Ide membangun Bayt Alquran dan Museum Istiqlal ini mendapat dukungan dari Ibu Tien Soeharto, yang langsung mewakafkan tanah seluas satu hektare di kompleks TMII.

“Ibu Tien Soeharto sangat mendukung dibangun Bayt Alquran dan Museum Istiqlal. Ini berhubungan dengan konsep besar TMII, Bayt Alquran dan Museum Istiqlal ingin dijadikan miniatur Islam yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Menurutnya, pemikiran Ibu Tien Soeharto dan tokoh lainnya dalam pembangunan Bayt Alquran dan Museum Istiqlal, punya visi ke depan untuk mengonservasi segala aspek yang ada di Indonesia  baik dari sisi seni budaya maupun keagamaan.

Lihat juga...