Banjir dan Longsor di Lamsel Akibat Rusaknya Lingkungan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Bencana tanah longsor dan banjir di Lampung Selatan, pada Selasa (22/1), mengakibatkan putusnya akses jalan antarkecamatan di Desa Kelawi, serta permukiman warga. Bahkan, usaha perikanan di Dusun Pegantunga, Bakauheni, dilaporkan merugi puluhan juta rupiah.

Kondisi tersebut menjadi keprihatinan bagi pelaksana tugas Bupati Lamsel, Nanang Ermanto. Ia dengan tegas menyebut, kerusakan lingkungan menjadi biang utama longsor dan banjir. Salah satu kerusakan yang terjadi disebabkan banyaknya penggundulan pohon di kawasan perbukitan Bakauheni.

Syarifuddin, Kepala Desa Kelawi, saat berada di lokasi longsor -Foto: Henk Widi

“Pepohonan penahan longsor di perbukitan Kepayang, Minang Rua, Pegantungan, beralih fungsi menjadi lahan perkebunan jagung, pisang, dan jagung. Sejumlah pohon penangkap dan peresap air berakar tunjang juga diubah dengan tanaman semusim berakar serabut,” katanya, saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (23/1/2019).

Nanang Ermanto juga mengkritisi masyarakat yang hanya memikirkan keuntungan sementara. Kelestarian jangka panjang yang diabaikan oleh masyarakat, terlihat dengan keengganan warga menanam pohon untuk jangka panjang.

Ia pun meminta warga kembali menanam pohon, dengan ketersediaan bibit yang disediakan gratis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tempat Persemaian Permanen di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang.

“Masyarakat saat ini hanya ingin menanam pohon untuk kepentingan praktis demi keuntungan sementara. Imbasnya, bencana banjir dan longsor melanda. Pohon penangkap air saat hujan diganti tanaman semusim yang tidak bisa menahan air,” tegas Nanang Ermanto.

Lihat juga...