Pertumbuhan Pariwisata, Diminati Investor

Editor: Mahadeva WS

JAKARTA – Pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia yang berkelanjutan, membuat investor baik dari mancanegara maupun dalam negeri, tertarik untuk menanamkan modalnya.

“Hingga kuartal pertama 2018, nilai realisasi investasi pariwisata sudah mencapai 21,67 persen, atau setara dengan 433,5 juta US Dollar. Pola ini sama dengan yang terjadi di 2017,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, saat peluncuran, The Winner, di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Kamis (20/12/2018).

Untuk PMA, negara yang mendominasi adalah Singapura, Tiongkok dan Korea Selatan. Jenis usaha yang dilakukan, hotel berbintang, dan akomodasi jangka pendek. “Lokasi investasi masih terkonsentrasi di destinasi Bali, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Hal ini sesuai dengan peran ketiga destinasi ini sebagai pintu masuk utama wisman atau greater,” ucap Arief.

Sementara modal dalam negeri, lebih banyak terinvestasi di hotel bintang, taman rekreasi tematik, dan wisata buatan. Sebaran investasinya di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang merupakan sumber dan tujuan wisata wisatawan nusantara. “Demam pariwisata sudah merasuk ke darah di tingkat pemprov, pemkot dan pemkab. Ini terlihat dari usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) pariwisata di 2019 naik 100 kali lipat dibandingkan tahun kemarin,” tambah Arief.

DAK Reguler 2019, mencapai Rp36,63 triliun. Daerah mengajukan DAK Penugasan, dengan total anggaran Rp827,61 miliar. Namun, karena keterbatasan anggaran, pemerintah pusat hanya mengalokasikan Rp700 juta untuk DAK Reguler, dan Rp303,44 miliar untuk DAK Penugasan. “Kemenpar sudah melakukan tiga program strategis, untuk meningkatkan kulitas SDM, masyarakat dan industri pariwisata pada tahun ini,” lanjut Arief.

Lihat juga...