Pasca Turun Tajam, Harga Minyak Dunia Melonjak 8 Persen

“Penjualan baru-baru ini terasa kurang didorong secara fundamental dan lebih merupakan fungsi dari krisis pasar secara keseluruhan karena meningkatnya volatilitas ekuitas dan meningkatnya kekhawatiran makro telah membebani sejumlah kelas-kelas aset,” tulis analis di Tudor, Pickering & Holt.

Dana-dana telah mengalami kerugian besar di pasar minyak tahun ini, dengan rata-rata adviser fund perdagangan komoditas, atau CTA, turun sebesar 7,1 persen pada tahun ini hingga pertengahan Desember, menurut data Credit Suisse.

Kepala perusahaan minyak Rusia Rosneft, Igor Sechin, memprediksi harga minyak mencapai kisaran 50 dolar AS hingga 53 dolar AS pada 2019, jauh dari tertinggi empat tahun di 86 dolar AS untuk minyak mentah Brent yang dicapai awal tahun ini.

“Meski demikian, prospek minyak tidak selemah pada 2016 ketika kelebihan pasokan meningkat, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kali ini mencoba menopang pasar,” kata Jakob.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia memutuskan awal bulan ini untuk memangkas produksi pada 2019, membatalkan keputusan Juni untuk memompa lebih banyak minyak. Grup gabungan berencana untuk menurunkan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari pada tahun depan. (Ant)

Lihat juga...