Harga Minyak Kembali Stabil di Perdagangan Asia

SINGAPURA — Harga minyak stabil di sesi perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah jatuh di sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran meningkatnya inflasi di Amerika Serikat yang didorong kenaikan biaya energi, dapat memicu pemerintah melepaskan lebih banyak cadangan minyak strategisnya untuk menurunkan harga.

Pada Rabu (10/11/2021), minyak mentah berjangka Brent jatuh 2,5 persen dan minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 3,3 persen setelah laporan bahwa inflasi AS meningkat pada laju tercepat dalam 30 tahun mendorong dolar lebih tinggi dan persediaan minyak mentah di AS, konsumen minyak terbesar dunia naik setelah pemerintah merilis beberapa cadangan strategisnya.

Minyak mentah berjangka Brent naik 18 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 82,82 dolar AS per barel pada pukul 01.56 GMT, sementara minyak mentah berjangka WTI menguat 17 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 81,51 dolar AS per barel.

Data inflasi konsumen pada Rabu (10/11/2021) menunjukkan harga-harga AS naik pada tingkat 6,2 persen tahun-ke-tahun. Dolar menguat di tengah ekspektasi bahwa tindakan Gedung Putih dan Federal Reserve AS untuk mengekang kenaikan harga dapat menyebabkan suku bunga yang lebih tinggi dan kebijakan moneter yang lebih ketat. Minyak biasanya diperdagangkan berbanding terbalik dengan dolar.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia meminta Dewan Ekonomi Nasional untuk bekerja mengurangi biaya energi dan Komisi Perdagangan Federal untuk mendorong kembali manipulasi pasar di sektor energi untuk membalikkan inflasi.

Beberapa upaya untuk memotong biaya energi mungkin termasuk melepaskan lebih banyak minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.

Lihat juga...