Monumen Segoroyoso, Saksi Bisu Perjuangan Letkol Soeharto

Editor: Koko Triarko

Sebuah bangunan pendopo berbentuk Joglo, di depannya juga nampak roboh tanpa sisa, kecuali lantai dasarnya saja. Begitu pula dengan gapura yang menjadi pintu masuk menuju monumen. Sejumlah bagiannya nampak hancur dan rusak.

Benda atau bangunan yang masih nampak layak, dalam monumen ini, hanya sejumlah batu prasasti yang terletak di halaman depan monumen, yang dipenuhi rumput ilalang dengan pagar seadanya dari batang bambu tua lapuk.

Dalam prasasti ini, terdapat tulisan berbunyi, ‘Di tempat ini Komandan Wehrkreise III Letkol Soeharto menyiapkan secara lahir bathin sebelum mengkomandokan Serangan Umum 1 Maret 1949’.

“Saat terjadi gempa bumi pada 2006, hampir semua bangunan monumen rusak parah. Termasuk joglo pendopo di depan yang roboh. Sampai saat ini, memang monumen belum diperbaiki, sehingga hanya dibiarkan saja,” ujar Miyadiana.

Papan nama Monumen Segoroyoso -Foto: Jatmika H Kusmargana

Menurut Miyadiana, pihak pemerintah desa selaku pengelola monumen yang dibangun pada sekitar 1983 ini, sudah sejak lama berupaya untuk memperbaiki dan membangun kembali Monumen Segoroyoso.

Wacana pembangunan kembali monumen bersejarah ini juga lama didengungkan, baik oleh pemerintah Kabupaten Bantul maupun pihak-pihak terkait.

“Terakhir, pemerintah kabupaten berencana membangun kembali monumen ini. Katanya akan dianggarkan Rp200 juta. Semoga saja bukan sekadar wacana, tapi benar-benar terealisasi. Karena kalau pemerintah desa jelas tidak mampu,” ungkapnya.

Lihat juga...