Harga Sayur Mayur di Lampung Selatan Naik

Editor: Mahadeva WS

Faktor permintaan yang cukup tinggi, dan petani yang gagal panen akibat hujan dan banjir, membuat harga menjadi meningkat. Petani sayuran lain, Sutirman, menyebut, kenaikan harga sayur cukup menguntungkan petani. Sayur yang ditanamnya di area perbukitan, berdekatan dengan sungai Way Pisang, membuatnya bisa mendapatkan air dengan mudah.

Lahan miliknya tidak terimbas banjir selama musim penghujan. Meski demikian hujan, di sejumlah lahan pertanian membuat petani sayuran lain mengalami gagal panen. “Pasokan sayuran yang berkurang dari wilayah lain bisa kami penuhi, sehingga harga mulai membaik di level petani,” beber Sutirman.

Sutirman menanam jagung manis, gambas, cipir serta cabai merah. Sayuran tersebut di tingkat petani sudah mengalami kenaikan antara Rp2.000 hingga Rp7.000 perkilogram.

Endang, salah satu pedagang sayur di pasar tradisional Pasuruan menyebut, kenaikan harga sayur dipengaruhi beberapa faktor. Hujan yang melanda sebagian wilayah dan berimbas banjir, membuat pasokan menjadi terhambat. Selain itu juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi. Endang menyebut komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya kentang, bawang merah, kol, cabai merah, wortel. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan cukup tinggi dibanding pekan sebelumnya.

Kentang yang biasanya dijual Rp12.000 perkilogram naik menjadi Rp14.000. Cabai merah semula dihargai Rp33.000 naik menjadi Rp35.000 perkilogram, kol semula Rp8.000 menjadi Rp9.000 perkilogram, dan wortel dari semula Rp8.000 menjadi Rp12.000 perkilogram. “Sejumlah komoditas yang naik dipasok dari luar daerah, sehingga terpengaruh biaya distribusi. Hujan deras membuat sejumlah akses jalan terimbas banjir membuat pasokan tersendat sehingga mempengaruhi harga jual,” pungkas Endang.

Lihat juga...