Dunia Air Tawar TMII, Lestarikan Ragam Ikan
Editor: Satmoko Budi Santoso
Tersaji juga kolam jamah, dimana pengunjung bisa memegang langsung koleksi ikan yang ada di kolam itu.
Dunia Air Tawar juga dilengkapi dengan perpustakaan, auditorium, pojok reptilia, dan ruang karantina yang dibangun di belakang gedung.
Ruang karantina ini untuk mengembangkan koleksi dan menampung hasil dari petani yang dapat dipasarkan pada pengunjung. Terdapat juga laboratorium, mini raiser dan green house.
Mini raiser adalah tempat benih-benih ikan dibesarkan dalam akuarium ukuran mini. Seperti ikan arwana dibesarkan dengan ekosistem. Adapun green house adalah fasilitas rumah pelatihan.
Menurutnya, dengan edukasi dan konservasi, pengunjung akan mendapatkan pemahaman tentang ikan-ikan khas Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Tentu juga tidak boleh dimanfaatkan secara berlebihan, tapi ikan-ikan itu harus dibudidayakan sesuai aturan.
Jadi, tegas dia, fungsi Dunia Air Tawar ini tidak hanya sebagai wahana rekreasi. Tapi juga sebagai lembaga konservasi dan juga untuk budidaya.
Menurutnya, banyak pelajar dan mahasiswa yang melakukan penelitian di sini dalam upaya pelestarian dan pengembangan bisnis ikan hias.
“Ada program Trampit (Terampil Budidaya Ikan Tawar). Ini khusus anak sekolah. Program ini mengajarkan anak mencintai ikan, memelihara ikan dan mengetahui ikan langka yang harus dilindungi. Ada juga Jasa Pelayanan Entamologi (Japen), program ini untuk mahasiswa,” tandasnya.
Bagi pehobi ikan atau sekadar ingin melihat ragam jenis ikan, pengunjung TMII bisa datang ke Dunia Air Tawar, dengan cukup merogoh uang sebesar Rp 30.000.