BPBD Sebut 16 Kecamatan di DIY Berisiko Longsor
YOGYAKARTA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut sebanyak 16 kecamatan di daerah ini memiliki risiko tinggi terjadi longsor selama musim hujan.
Manajer Pusat Pengendali dan Operasi BPBD Daerah Istimewa Yogyarakta (DIY) Danang Samsu Rizal mengatakan 16 kecamatan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Sleman, dan Kulon Progo.
“Risiko tinggi itu bisa disebabkan jenis tanahnya, serta kemiringan wilayah karena tekanan grafitasi. Risiko juga berkaitan dengan kesiapan masyarakatnya,” kata dia di Yogyakarta, Rabu (5/12/2018).
Berdasarkan pemetaan BPBD DIY, 16 kecamatan itu yakni Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret, serta Piyungan (Bantul), Patuk Gedang Sari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong (Gunung Kidul), Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang (Kulon Progo), serta Prambanan (Sleman).
Meski ada beberapa tanda yang tidak bisa dideteksi oleh masyarakat awam, menurut dia, ada beberapa gejala yang dapat diwaspadai masyarakat sebelum terjadinya longsor yakni retakan tanah di lereng atau pinggiran sungai, sumber mata air baru, serta suara gemuruh.
“Apabila menemukan tanda-tanda, itu masyarakat bisa melaporkan kepada tim reaksi cepat (TRC) atau relawan setempat,” kata dia.
Danang mengatakan penentuan 16 kecamatan juga mengacu zona kawasan berpotensi gerakan tanah di DIY yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2018.
Berdasarkan data PVMBG tercatat 64 kecamatan di DIY yang terindentifikasi memiliki potensi gerakan tanah, mulai level menengah dan tinggi.