Unej Gelar Kuliah Bersama, Menolak Pabrik Semen Kendeng
Editor: Mahadeva WS
Gunretno menyebut, pembangunan pabrik semen di Kendeng masih kontroversial hingga detik ini. Berbagai aksi terus dilakukan, untuk memperjuangan kelestarian kawasan Pegunungan Kendeng. Upaya tersebut, memunculkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dari Presiden Joko Widodo. Namun kajian tersebut nyatanya masih belum dapat terealisasi dengan baik di lapangan. “Seharusnya tetap ada pengawalan di lapang agar keputusan presiden tersebut dapat berjalan dengan baik,” papar Gunretno.
Yateno menambahkan, selama ini program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan, tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat. Bahkan untuk beberapa proses, seperti penyusunan AMDAL, masyarakat tidak dilibatkan dengan baik. Disitulah, seharusnya pemerintah hadir, untuk dapat tegas terhadap investor atau pemangku kepentingan.
“Seringkali ketika penyusunan AMDAL, masyarakat yang merasakan dampak langsung, hanya dijadikan legitimasi. Ya, hanya sekedar formalitas, kami datang menyampaikan aspirasi kami untuk kelestarian lingkungan, namun faktanya apa? yang kami sampaikan tidak tercantum satu pun di dalam AMDAL yang disusun. Ada manipulasi data yang dilakukan oleh pemangku kepentingan,” tutur Yateno.
Sebanyak 150 mahasiswa hadir memberikan dukungannya kepada masyarakat Kendeng, melalui petisi online di akun facebook CHRM2 UNEJ. Mahasiswa menyerukan penolakan, dengan pernyataan, Kami Mahasiswa Universitas Jember, Mendukung Tolak Pabrik Semen di Gunung Kendeng. Salam Kendeng, Lestari.