Unej Gelar Kuliah Bersama, Menolak Pabrik Semen Kendeng

Editor: Mahadeva WS

JEMBER – Universitas Jember, melalui lembaga Centre for Human Rights, Migration and Multiculturalism (CHRM2 UNEJ), menggelar Kuliah Bersama Rakyat dengan tema, Negara Hukum, Kemanusiaan, dan Ekologi, Kamis (15/11). Kuliah di Ruang Fak. Hukum Universitas Jember tersebut, sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat Rembang, dalam hal penolakan pembangunan Pabrik Semen Kendeng.

Kuliah tersebut mendatangkan beberapa narasumber, seperti, Gunretno (Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendengan – JMPPK) dan, Yateno (Ketua Paguyuban Petani Jawa Timur, Banyuwangi). “Kuliah kali ini kami adakan, agar dapat memberikan wawasan dan perspektif yang berbeda kepada mahasiswa, sehingga para mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana duduk permasalahan yang ada dari para narasumber,” tutur, Al-Khanif, Ketua CHRM2 UNEJ, usai kuliah bersama, Kamis (15/11/2018).

Dalam kuliah tersebut, kedua narasumber menceritakan bagaimana kebijakan pemerintah, dalam berbagai konflik agraria. Kebijakan pemerintah dinilai masih, belum dapat melindungi kepentingan rakyat, termasuk menjaga kelestarian lingkungan.

Gunretno saat memberikan kuliah di hadapan mahasiswa UNEJ. Foto: Kusbandono

Gunretno menyebut, pentingnya pemahaman mengenai fungsi suatu kawasan, perlu disebarluaskan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Pembahasan kali ini lebih kepada fungsi kawasan karst di Pegunungan Kendeng. Karst yang selama ini dianggap panas dan gersang, ternyata memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi kelestarian lingkungan.

“Masyarakat termasuk para pemangku kepentingan, perlu mengetahui fungsi karst, agar mereka menjadi cinta terhadap kelestarian lingkungan. Karst yang selama ini dianggap hanya gundukan batu panas dan gersang, justru memiliki fungsi sebagai penyimpan cadangan air ketika musim hujan. Dimana satu kubiknya, dapat menyimpan cadangan air hingga 200 liter,” papar Gunretno.

Lihat juga...