Presiden Soeharto: Pohon Sangat Penting bagi Kehidupan

Editor: Mahadeva WS

Dikatakan Presiden Soeharto, dalam puncak Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke-30, di Desa Ngatabaru, Kecamatan Biromaru, Donggala, Sulawesi Tengah, pada Senin (17/12/1990), salah satu sumber daya alam yang dimiliki adalah lahan kering. Lahan jenis tersebut sangat luas, dan baru sebagian kecil yang bisa dimanfaatkan secara baik dan benar. “Untuk itu, kita juga mengajak petani penggarap agar memilih tanaman yang cocok seperti buah-buahan, kayu dan tanaman keras lainnya,” imbau Presiden Soeharto.

Usaha yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan kering, adalah dengan penanaman tanaman keras. Dalam kesempatan di Donggala tersebut, Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto, menanam pohon ebony. Hadir dalam kesempatan tersebut, Menhut dan Ibu Hasjrul Harahap, Menpora Akbar Tanjung dan Gubernur Sulteng Azis Lamadjidio.

Lebih dari 10.000 massa pemuda, Pramuka dan Korpri, datang meluber di areal PPN, seluas 30 hektare di Desa Ngatabaru. Hujan yang turun rintik-rintik, tidak menyurutkan keinginan massa untuk mengikuti acara sampai selesai.

Dalam sebuah kesempatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di 1993, Presiden Soeharto, menegaskan, kemiskinan memiliki hubungan erat dengan kerusakan dan perusakan lingkungan. Akar masalah kerniskinan adalah, sumber daya yang terbatas, dan lingkungan hidup yang tidak memadai, atau tidak terkelola secara baik.

Dalam peringatan yang bertema, Kemiskinan dan Lingkungan Hidup, Presiden Soeharto menyerahkan penghargaan Kalpataru kepada tujuh tokoh masyarakat, kelompok tani dan kelompok adat, yang terpilih dari 124 calon yang diajukan. Diserahkan juga dalam kesempatan tersebut, penghargaan Adipura kepada 58 kota terbersih di 1993. Penghargaan diberikan kepada kota yang berhasil menyusun Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Terbaik di 1993.

Lihat juga...