Pertemuan Gubernur se-Sumatra Bahas Hasil Perkebunan
Editor: Satmoko Budi Santoso
PADANG – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Irwan Prayitno, mengharapkan kepada Gubernur se-Sumatra untuk membuat sebuah wadah pengolahan industri. Hal ini mengingat industri pengolahan hasil perkebunan di wilayah Sumatra belum banyak. Persoalan itu, juga diduga penyebab anjloknya harga hasil perkebunan seperti kelapa sawit dan karet.
“Perlu rasanya kita bentuk satu tempat pengolahan industri perkebunan di daerah masing-masing. Jika andalkan APBD atau APBN tidak cukup. Kita coba mencari investor. Apalagi, saat ini hasil kebun kita banyak yang diekspor dan mereka pihak luar yang mengolah. Kita beli lagi harganya pasti sudah sangat tinggi,” ujarnya, saat Rapat Koordinasi dengan Gubernur se-Sumatra, di Padang, Kamis (22/11/2018).
Menurutnya, dengan adanya industri pengolahan hasil perkebunan di daerah masing-masing, akan dapat menekan harga-harga perkebunan yang kini anjlok, dan hasil olahan yang ada dapat dikendalikan.
“Punya pengolahan sendiri. Pasti harga kita yang tentukan, dan itu tidak akan merugikan. Namun, jika kita jual itu pun tergantung mereka yang beli dari segi harga. Jika kita beli kembali, hasilnya telah diolah, mereka pasti telah patok harganya,” katanya.
Irwan menyebutkan, hasil perkebunan yang saat ini banyak diolah yakni sawit, gambir, dan karet. “Sawit dapat dijadikan produk sabun maupun kosmetik,” tuturnya. Sedangkan untuk gambir, Sumbar menjadi pengekspor terbesar di Indonesia. Itu ada di Payakumbuh dan untuk pengolahan di India.
“Untuk itu, kita juga ingin hasil gambir ini dapat diolah di sini. Namun, kita belum memiliki industri pengolahannya. Jika kita yang olah tentunya tinta untuk KPU bisa dari hasil olahan gambir kita,” terangnya.