Nelayan di Manggar Keluhkan Mahalnya Harga Solar

Editor: Koko Triarko

BALIKPAPAN – Beberapa pekan terakhir, nelayan di kawasan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar solar untuk melaut.
Bahkan, di tengah kesulitan memperoleh solar, harga solar yang biasanya hanya Rp7.000 per liter, pada hari-hari terakhir ada yang harganya sekitar Rp9-10.000 per liter.
Abdul Wahid, salah seorang nelayan yang tinggal di Kelurahan Manggar, mengatakan bila kondisi solar sulit dicari dan harga mengalami kenaikan, maka nelayan tidak bisa melaut. Karena solar menjadi kebutuhan utama untuk melaut, sebagai bahan bakar kapal yang digunakannya.
“Hitungannya bisa-bisa ini kalau solar langka seperti ini, mungkin tidak bisa melaut. Karena keluhan dari nelayan itu, bagaimana kita itu solar bisa normal kembali,” katanya Senin (19/11/2018).
Menurutnya, dengan harga solar yang tinggi membuat nelayan kadang harus merugi. Karena rata-rata pendapatan nelayan kecil hanya sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000.
“Sudah langka dan harganya mahal, ini membuat sulit nelayan, karena tidak sesuai lagi dengan penghasilan, sekali melaut pendapatannya hanya Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, tidak tentu,” keluh Abdul Wahid.
Hal yang sama juga dikatakan nelayan lainnya, Sugiyanto, yang tinggal di RT 32 Kelurahan Manggar Baru.
“Sekitar tiga mingguan hingga satu bulan terakhir, solar langka, sudah langka mahal, lagi. Mau makan apa anak istri kita? Sedangkan cari solar saja susah,” ucapnya.
Akibat langkanya memperoleh solar, lanjut Sugiyanto, harga solar mengalami kenaikan. “Kemarin itu harga normalnya Rp7.000 per liter, berhubung langka harganya jadi naik, ada Rp9.000 per liter, kadang-kadang Rp10.000, itu juga langka,” sebut Sugiyanto.
Dia menjelaskan, bila melaut dengan harga solar Rp10.000 per liter, sebagai nelayan kecil akan merugi. Sementara penghasilan satu kali melaut hanya Rp100 ribu. Sedangkan untuk satu kali melaut membutuhkan setidaknya 10 liter solar.
“Kalau kita ini nelayan kecil minimal butuh 10 liter, apalagi nelayan besar, ada yang dapat ada yang tidak. Sementara solar 10 liter anggaplah satu liter Rp 9.500, cuma Rp5 ribu untungnya, beli beras satu kilo saja tidak cukup,”celetuknya.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemerintah, agar kelangkaan solar bisa segera diatasi, karena mata pencaharian satu-satunya adalah dengan melaut.
“Kalau bisa dikembalikan normal kembali harga solarnya, harga solar itu. Kami pekerjaannya hanya nelayan untuk menghidupi keluarga,” tandas Sugianto, yang sudah 15 tahun berprofesi sebagai nelayan.
Bahkan, pihaknya mengaku terpaksa harus meminjam uang untuk bisa menafkahi keluarganya. Untuk itu, Pemerintah Kota dan DPRD Balikpapan untuk memperhatikan nasib nelayan.
“Karena kalau terus tak melalut, anak mereka bisa putus sekolah. Kami juga terpaksa pinjam uang kalau tidak melaut,” sambung Abdul Wahid.
Lihat juga...