Guru: Ajarkan Bahasa Jawa Lebih Sulit dari Bahasa Inggris

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Sejumlah guru di Yogyakarta, mengeluhkan sulitnya mengajarkan mata pelajaran (mapel) Bahasa Jawa, dibandingkan Bahasa Inggris. Selain jumlah jam pembelajaran mapel Bahasa Jawa yang sangat minim, banyaknya siswa yang menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari saat ini menjadi salah satu kendalanya. 
“Memang anak-anak sekarang, meski orang Jawa asli dan tinggal di Jawa, namun banyak yang tidak bisa berbahasa Jawa. Walaupun sekadar bahasa Jawa Ngoko. Karena itu, mengajarkan mapel Bahasa Jawa itu lebih sulit dibandingkan mengajar mapel Bahasa Inggris,” ujar salah seorang guru SD Pujokusuman Yogyakarta, Erfendi, Kamis (1/11/2018).
Dari survei yang pernah ia lakukan, ternyata 50 persen siswanya tidak menggunakan bahasa Jawa dalam  kehidupan sehari-hari, karena tidak diajarkan dan dibiasakan oleh orang tuanya. Sehingga, para siswa hanya mendapatkan pelajaran  dan menggunakan bahasa Jawa saat berada di sekolah saja.
Guru SD Pujokusuman, Erfendi -Foto: Jatmika H Kusmargana
“Padahal, di sekolah sejak adanya Kurikulum 2013, mapel Bahasa Jawa hanya diajarkan selama dua jam pelajaran sebagai muatan lokal, atau mapel Seni Budaya dan Prakarya. Ini juga menyulitkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran,” katanya.
Terlebih, Bahasa Jawa dikenal memiliki tingkatan-tingkatan bahasa, mulai dari bahasa Ngoko, Krama Alus, hingga Krama Inggil, sehingga sehingga semakin menyulitkan proses penyampaian materi pelajaran. Hal itu membuat seorang guru kelas dituntut kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.
“Seorang guru harus melakukan translate setiap mengajarkan bahasa Jawa. Saya sendiri memanfaatkan aplikasi yang saya buat sendiri, berbasis android dan komputer. Yakni tentang profesi-profesi pekerjaan. Dengan aplikasi ini, siswa dapat dimudahkan untuk berlatih dan belajar sendiri,” katanya.
Kurikulum 2013 dikatakan memiliki plus minus terkait proses pembelajaran Bahasa Jawa. Dengan kurikulum 2013, seorang guru dapat menyisipkan materi tertentu dalam mata pelajaran apa pun. Namun di sisi lain, terkadang materi Bahasa Jawa yang berdiri sendiri, berbeda dengan tematik yang ditetapkan.
“Jadi belum tentu cocok, sehingga guru kadang kesulitan,” katanya.
Para guru pun berharap, agar orang tua sebagai pendamping utama anak di rumah dapat mengajarkan dan membiasakan pemakaian Bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa sehari-hari. Hal itu diharapkan, agar siswa khususnya yang orang asli Jawa tidak begitu saja melupakan bahasa ibunya sendiri.
Lihat juga...