Tahan Penyakit, Pisang Tanduk Jadi Pilihan Petani
Editor: Mahadeva WS
LAMPUNG – Musim kemarau di Lampung Selatan, berimbas aktivitas pertanian, khususnya budi daya pisang. Tanaman pisang mengalami kekeringan sehingga menjadikan petani memilih jenis yang tahan dengan kondisi kering.
Juhari (60), warga Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut, menanam pisang jenis pisang janten, kepok, raja nangka, Ambon, serai dan tanduk. Penanaman dilakukan dengan sistem multy purpose tree system (MPTS), atau bersama tanaman peneduh.
Selama kemarau pisang yang ditanam mengalami penyakit layu daun (fusarium) bahkan mati. Tanaman pisang jenis kepok, raja nangka yang terimbas penyakit layu fusarium, dimusnahkan dengan cara dibakar, agar penyakitnya tidak menular ke tanaman lain. “Selama kemarau sebagian tanaman yang terkena layu fusarium langsung dimusnahkan, jenis pisang tanduk termasuk salah satu pisang yang tahan penyakit dan memiliki harga cukup tinggi,” terang Juhari, saat ditemui Cendana News, Jumat (5/10/2018).
Selain tahan penyakit, pisang tanduk memiliki harga yang lumayan mahal, di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000. sementara untuk jenis lain seperti pisang ambon dan janten, hanya laki Rp10.000 hingga Rp15.000.
Pisang tanduk ditanam dengan sistem memencarkan anakan dari induk, untuk mengurangi jumlah rumpun pisang yang ditanam. Pemencaran bibit juga membantu meminimalisir sumber penyakit, yang bisa muncul akibat kebersihan kebun tidak terjaga.
Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur, diminimalisir dengan menaburkan kapur. “Jenis tanaman pisang, selain pisang tanduk kerap tumbuh dengan rumpun yang banyak, sehingga rentan penyakit, tetapi pisang tanduk kerap tumbuh satu batang saja sehingga lebih tahan penyakit,” jelas Juhari.