Martinus Miroto, Ajak Warga Peduli Lingkungan Lewat Pentas Seni
Editor: Makmun Hidayat
YOGYAKARTA — Upaya menjaga dan melestarikan kondisi lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dengan cara apa saja. Tak terkecuali oleh seniman melalui pementasan karya-karya kesenian yang diprakarsainya.
Dan hal itulah yang dilakukan penari sekaligus koreografer kenamaan Indonesia Martinus Miroto. Seniman kelahiran Yogyakarta, 23 Februari 1959 ini membuktikan sedikit banyak mampu mengubah perilaku masyarakat untuk turut menjaga dan melestarikan lingkungan sungai d isekitarnya.
Melalui agenda kesenian tahunan Bedog Arts Festival yang diprakarsainya, koreografer Indonesia yang pertama kali menciptakan dan menyajikan tari tunggal dengan 5 topeng di berbagai festival internasional di 5 benua ini berupaya menjawab persoalan-persoalan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
“Saat pertama kali tinggal disini (studio Banjarmili Dusun Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman) saya lihat banyak sekali warga yang mencari ikan dengan cara menyetrum dan memakai obat. Jelas itu merusak ekosistem sungai dan lingkungan. Tapi karena saya pendatang, saya tidak enak untuk menegur,” kenangnya.
Namun di balik sikap diamnya itu, Miroto berpikir bagaimana agar dapat menghentikan kegiatan itu. Yakni dengan mengajak warga di sekitar tempat tinggalnya agar memiliki kepedulian untuk menjaga dan melestarikan lingkungan khususnya Sungai Bedog yang melintasi dusun mereka.
“Tahun 2001 pementasan karya tari di pinggir sungai masih langka bahkan tidak ada. Tapi saya coba bikin. Dan ternyata banyak yang liat dan suka. Dari situ saya coba kembangkan jadi Bedog Arts Night dan akhirnya jadi Bedog Arts Festival tahun 2008,” ujarnya.