Cilota, Suvenir Boneka Daun Lontar Bercirikan Bali
Editor: Mahadeva WS
“Tri Hita Karana ditekankan pada tiga hubungan manusia yang meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan,” terangnya.
Bentuk hubungan sesama manusia, diwujudkan dalam bentuk memberdayakan masyarakat untuk membuat Cilota. Hal itu secara tidak langsung juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Kemudian hubungan manusia dengan alam, di implementasikan melalui penggunaan bahan-bahan bekas, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Selanjutnya adalah hubungan manusia dengan Tuhan yang diwujudkan dalam penggunaan simbol Cili pada boneka Cilota.
Sejak dikembangkan pada awal Januari 2017, boneka Cilota kini telah dikembangkan dalam bentuk boneka wisuda, dengan tetap menggunakan bahan dasar daun lontar dan bahan daur ulang. “Boneka Cilota sudah kami pasarkan secara online melalui media sosial, dengan target pasar mahasiswa, dan kaum milenial dengan kisaran harga Rp95 ribu hingga Rp150 ribu, tergantung tingkat kesulitannya,” sebutnya.
Selain di Bali, boneka Cilota juga kerap mendapatkan pesanan dari pelanggan di Malang. Semua produk boneka Cilota kami ciptakan bersama-sama dengan rumah produksi Cilota Bali, di Dusun Taman Sari, Desa Tianyar Barat, Karangasem, Bali.