Nelayan Kobar Belum Sanggup Penuhi Kebutuhan Industri
PANGKALAN BUN – Pasokan ikan dari nelayan tangkap dan budi daya di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), belum mampu memenuhi kebutuhan sektor industri perikanan. Keterbatasan produksi menjadi alasan utama hal tersebut.
Hasil tangkapan ikan setiap bulan rata-rata hanya mencapai 20 ton. Jumlah itu hanya cukup memenuhi permintaan pasar, untuk kebutuhan konsumsi ikan masyarakat di kabupaten tersebut. “Untuk kebutuhan konsumsi aman, tapi untuk masuk ke industri belum mampu,” ucap Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kobar, Kalimantan Tengah, Hepy, Selasa (2/10/2018).
Rendahnya produktivitas tangkapan nelayan Kobar, disebabkan jarak jangkauan area tangkapan yang cukup jauh. Selama ini, nelayan Kobar hanya berani menangkap dengan jarak paling jauh 12 mil, karena fasilitas yang belum memadai. Sedangkan untuk radius lebih dari 12 mil dari garis pantai, kebanyakan nelayan dari luar Kobar yang menjelajahinya.
Hasil tangkapan nelayan di area lebih dari 12 mil, ikannya tidak dibawa masuk ke Kobar. “Dibawa kembali ke daerah mereka sendiri, karena memang aturannya seperti itu,” jelas Hepy.
Saat ini, ada tiga program yang sedang dijalankan DKP Kotawaringin Barat sejak 2017 lalu. Di antaranya, program pengembangan perikanan, pengembangan usaha perikanan, serta program pengelolaan pemberdayaan ikan. Ketiga program tersebut memiliki sasaran masing masing.
Program pengembangan perikanan, lebih menyasar ke sarana prasarana penangkapan ikan. Salah satunya memberikan bantuan alat menangkap ikan kepada nelayan lokal. Sedangkan program pengembangan usaha perikanan menyasar industri. “Kami berusaha mendatangkan investor, dengan catatan mereka harus memiliki armada sendiri, jangan bergantung kepada nelayan lokal,” tandas Hepy.