Pengungsi anak pascabencana gempa, tsunami dan likuifaksi tidaklah sedikit. Mereka tersebar di bawah tenda-tenda pengungsian yang didirikan Dinas Sosial, Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BUMN, PMI, tenda-tenda milik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kemanusiaan, dan tenda-tenda bantuan asing.
Kejiwaan mereka menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat dampak yang ditimbulkan bencana besar pada Jumat (28/9), di Donggala, Sigi dan Palu sangat beragam di masing-masing individu. Setidaknya, menemani mereka dan sekedar berbincang dapat membantu melupakan kesusahan untuk sesaat.
Setelah berbincang lebih dari satu jam dengan Owen, Jois, Cliff, serta rekan-rekannya; Diego Maradona (6) Kelas 1 SD Inpres Jono Oge, Glen Hizkiawengku (8) Kelas 3 SD Inpres Jono Oge, Ozil Ropiwa (8) Kelas 2 SD BK Jono Oge, Ferdiansyah Agusto (7) Kelas 1 SD BK Jono Oge dan Cindy Oktafin (9) Kelas 4 SD BK Jono Oge, media yang berkunjung pamit, mohon diri dari tenda kelas darurat Kemendikbud di pengungsian warga Jono Oge di Desa Pombewe tersebut. (Ant)