Target Luas Lahan Kedelai di Sumbar Tak Tercapai

Editor: Mahadeva WS

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, Candra/Foto: M. Noli Hendra

Kebutuhan kedelai di Sumatera Barat, kondisi saat ini terbilang cukup tinggi, mencapai 241,05 ton per bulan atau 2.892,6 ton per tahun. Untuk menutupi kebutuhan kedelai di Sumatera Barat, pemerintah mendatangkan kedelai dari Jambi, Riau dan Medan.

Tingginya kebutuhan kedelai tersebut, karena ada 18 industri pengolahan kedelai yang bergerak untuk membuat tahu dan tempe. “Produksi kedelai Sumbar tidak stabil dari tahun ke tahun, cendrung menurun sejak 1996 hingga 2006. Sebagai contoh di 1996, produksi kedelai Sumatera Barat 13.408 ton dan di 2006 hanya 1.438 ton. Produksi kedelai pernah tertinggi di 2000 sebesar 12.686 ton,” ujarnya.

Dulu, ada sepuluh kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang turut bertanam kedelai, yakni Kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Agam, Tanah Datar, Sijunjung, Dharmasraya Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Wakil Gubernur, Nasrul Abit mengatakan, tanaman kedelei bagi masyarakat petani di Sumatera Barat memiliki kendala, karena ada yang menilai tanaman kedelai kurang menarik. Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan, sementara tidak semua lahan perkebunan bisa mendapatkan air cukup.

Apabila sarana dan prasarana bagus, maka hasil kedelai di Sumatera Barat dapat menjadi tambahan penghasilan yang menguntungkan. “Kelebihan dan kekeringan tanaman kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu kepada dinas dan pihak terkait agar menyiapkan sarana dan prasarana pemasaran yang jelas,” ujarnya.

Lihat juga...