Pencemaran Laut Timor, ABA Kecam Australia
Australia beruntung karena tidak ada nyawa yang hilang dan tidak ada minyak mencapai garis pantai Australia, namun Montara telah memiliki dampak yang mengganggu terhadap lingkungan, kehidupan laut, dan wilayah pesisir Timor.
Ketua Tim Advokasi Rakyat Korban Montara, Ferdi Tanoni, di Kupang, Minggu, juga mengakui bahwa artikel yang ditulis oleh Simon Kieser itu amat sangat mengganggu Australia dan PTTEP terhadap Indonesia sebagai negara tetangga.
Dalam artikel tersebut, Simon Kieser menegaskan, “Apakah manusia benar-benar menjadi sombong dan tidak peduli bahwa kita dengan senang hati mengorbankan planet dan generasi masa depan hanya karena kita terlalu malas untuk peduli”.
“Australia tidak memiliki prinsip bahwa ‘pencemar harus membayar’ saat insiden Montara terjadi. Akibatnya, PTTEP AA tidak menghadapi hukuman berat dan lolos dengan mudah,” kata mantan agen imigrasi Australia itu mengutip Kieser.
“Apa pun, di dunia saat ini dengan arus jaringan media internasional yang berlebihan, kita tidak lagi memiliki alasan untuk tidak tahu apa-apa,” ujarnya.
Atas dasar ini, Tanoni menegaskan, “Demi Ibu Pertiwi, sudah saatnya kita meminta pertanggungjawaban perusahaan atas tindakan lalai dan bodoh mereka yang membahayakan planet kita”.
“PTTEP dan Pemerintah Australia selalu memberikan alasan yang tidak berdasar untuk membayar kompensasi kepada para petani rumput laut dan nelayan di Timor Barat, Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Tapi sayangnya, sampai sejauh ini pemerintah Indonesia juga tampak tidak berdaya untuk mencari keadilan yang pantas bagi rakyatnya di Timor Barat. Sebenarnya, alasan untuk menghadapi Pemerintah Australia dan PTTEP karena insiden Montara terjadi di dalam wilayah Australia, namun pemerintahan negeri Kanguru itu belum menunjukkan niat baik untuk membantu menyelesaikannya.