Sokko Tumbu dan Tape Ketan, Kuliner Khas Kampung Bugis

Editor: Mahadeva WS

Selain dibuat menjadi sokko tumbu, beras ketan juga dibuat untuk sajian pelengkap lain seperti tape ketan. Tape ketan dibuat tiga hari sebelum hari raya Idul Adha, sehingga proses fermentasi berlangsung sempurna, menghasilkan rasa manis.

Berbeda dengan pembuatan tape ketan putih pada umumnya, ketan yang sudah dicampur dengan ragi dibuat bulat. Setelah dibentuk menjadi bulat, beras ketan yang sudah direbus dan diaron dengan ragi disimpan di dalam wadah beralaskan daun pisang.

Selain Bubah, pembuat sokko tumbu dan tape ketan lain, Daeng Erna (40), menyebut, selain untuk lebaran Idul Adha, sajian tersebut juga dibuat untuk kegiatan istimewa, seperti hajatan pernikahan serta sunatan. “Proses pembuatan biasanya gotong royong sekaligus sebagai upaya mempererat kebersamaan,” terang Daeng Erna.

Rasa khas sokko tumbu dengan ciri khas ketan yang lembut dan gurih, sangat pas disantap bersama tape ketan yang sudah manis. Pasangan yang pas antara sokko tumbu dan tape ketan, menjadikan kedua sajian tersebut paling ditunggu oleh masyarakat dari suku lain saat berlebaran di keluarga Bugis. Sajian tersebut disajikan bersama dengan gulai, atau semur kambing yang kerap muncul saat lebaran Idul Adha.

Hadi (33), salah satu warga yang berkunjung ke keluarga Bubah menyebut, suasana lebaran Idul Adha masih terasa di wilayah kampung Bugis. Kue sokko tumbu disebutnya, menjadi kuliner yang kerap disajikan, dan bisa disantap bersamaan. Paduan rasa gurih dari sokko tumbu dan manis tape ketan menjadi hidangan pembuka, sebelum menyantap hidangan utama berupa gulai daging, serta sop konro khas Bugis.

Lihat juga...