Sokko Tumbu dan Tape Ketan, Kuliner Khas Kampung Bugis

Editor: Mahadeva WS

LAMPUNG – Suasana Idul Adha 1439 Hijriah/2018 Masehi, masih cukup terasa di wilayah perkampungan suku Bugis, di Lampung Selatan. Sajian khas sokko tumbu dan tape ketan yang sering disuguhkan warga di daerah tersebut menjadi salah satu penguat situasi tersebut.

Bubah (60), warga Dusun Bunut Besar, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi menyebut, kue berbahan ketan yang dikenal dengan sokko tumbu, biasa dibuat sehari sebelum lebaran. Sokko tumbu dibuat dengan bahan baku beras ketan, yang dibungkus daun pisang.

Beras ketan direndam selama beberapa jam, selanjutnya dicetak dengan menggunakan tabung atau bumbung bambu. Selanjutnya dibungkus menggunakan daun pisang dan disusun saling menyambung dengan ukuran seragam. “Saya kerap membuat sokko tumbu dari beras ketan putih. Membuat sebanyak lima kilogram, karena sebagian diberikan kepada kerabat, serta dua kilogram beras ketan untuk pembuatan tape ketan,” terang Bubah saat ditemui Cendana News, Sabtu (25/8/2018).

Hadi (baju putih) menikmati sajian sokko tumbu dan ketan putih saat bertandang ke salah satu keluarga suku Bugis dalam suasana lebaran Idul Adha [Foto: Henk Widi]
Sokko tumbu dibuat dengan ketan putih atau ketam hitam, sesuai selera pembuat. Selain menyiapkan beras ketan putih yang akan dibuat, Bubah juga menyiapkan santan kelapa, yang akan digunakan untuk proses mengaron beras bersama dengan garam sebagai penambah rasa.

Setelah diaron dengan santan kelapa, beras ketan selanjutnya dicetak. Antar ketan cetakan, diberi sekat daun pisang atau daun pandan, dan diikat menggunakan tali atau janur kuning. Beras ketan yang direbus selama hampir enam jam agar empuk, membuat proses pembuatan sokko tumbu menjadi lama. “Sokko tumbu yang sudah direbus berbentuk bulatan selanjutnya bisa dilepas saat akan disajikan,” terang Bubah.

Lihat juga...