Produksi Kedelai di Lebak Capai 2.362 Ton

Ilustrasi kedelai - Dokumentasi CDN

LEBAK – Produksi kedelai di Kabupaten Lebak, Banten, sampai dengan Juli 2018 mencapai 2.362 ton. Tercatat masa panen masih akan berlangsung hingga September mendatang.

“Kami yakin, produksi kedelai itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi,” kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, Sabtu (25/8/2018).

Pertanian kedelai di Kabupaten Lebak mulai menggeliat sehubungan dengan tingginya permintaan pasar dan harganya yang relatif baik. Para petani menanam kedelai dengan memanfaatkan lahan-lahan kering, yang jumlahnya hingga ribuan hektare.

Selama ini, Kabupaten Lebak berpotensi menjadi lumbung kedelai, dan bisa memasok untuk kebutuhan pasar DKI Jakarta. Penanaman kedelai mulai marak, setelah dua tahun terakhir Kementerian Pertanian menggulirkan bantuan program Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (pajale). “Kami mendorong petani terus mengembangkan kedelai untuk mendukung swasembada pangan juga pendapatan ekonomi,” ujarnya menjelaskan.

Menurut Deni, tahun ini Lebak menerima bantuan benih kedelai melalui program Upsus pajale, seluas 2.500 hektare. Bantuan tersebar di 21 kecamatan. Pendistribusian benih sudah disalurkan kepada kelompok-kelompok tani, dan 2.000 hektare sudah ditanam. Kemungkinan sisanya seluas 500 hektare ditanam pada September mendatang. “Kami berharap bantuan kedelai itu dapat menyejahterakan petani,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Sukarame Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, Amin mengatakan, panen kedelai di wilayahnya hasil dari tanam periode Mei-Juni 2018. Produktivitasnya cukup bagus, karena tidak terserang hama dan penyakit tanaman. Dari hasil panen kedelai dipastikan, pendapatan ekonomi petani meningkat setelah harga di pasaran menembus Rp6.500 per kilogram.

Lihat juga...