Perikanan Rajungan, Andalan Komoditas Nasional
Pada bagian lain, Nadjikh juga menyampaikan insentif dan manfaat apa yang didapatkan perusahaan dan nelayan dari penerapan inisiatif perbaikan perikanan.
Selain itu, juga disampaikan kendala yang dihadapi industri dalam mengakselerasi inisiatif perbaikan perikanan dan dukungan apa yang dibutuhkan oleh industri.
Sementara itu, dalam diskusi yang digagas Direktorat Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas yang bekerja sama dengan Badan Pembangunan PBB (UNDP) itu, pembicara lainnya, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB Dr Luky Adrianto menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara produsen perikanan dunia terbesar dengan “wild capture fisheries” mencapai 5,9 juta ton pada 2015.
Perikanan tuna dan rajungan, kata dia, secara khusus menyumbang kontribusi yang besar. Sektor perikanan memainkan peran penting dalam ketahanan pangan dan lapangan kerja di Indonesia.
Ia merujuk pada studi yang menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 8 dunia untuk ketergantungan protein hewani dari laut, dan mempekerjakan 2,7 nelayan, serta 1 juta pekerja di industri pengolahan dan pemasaran produk.
Namun kontribusi perikanan tangkap bagi ketahanan pangan dan penyediaan gizi terancam oleh penangkapan ikan berlebihan, perubahan iklim, dan praktik perikanan penangkapan ikan yang melanggar hukum, tidak dilaporkan, serta tidak diatur (Illegal, Unreported, Unregulated/IUU Fishing) .
Beberapa studi, katanya, juga menyebutkan bahwa beberapa stok perikanan utama Indonesia sudah berlebihan (over exploited).
Karena itu, Lucky menyatakan, ketersediaan data stok dan pemanfaatan perikanan tangkap masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.