Mendikbud Telusuri Pawai Kontroversial TK di Probolinggo
Penggunaan properti itu untuk menghemat biaya pengeluaran wali murid karena menggunakan properti lama milik sekolah.
Kendati demikian, kasus tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak sekolah dan guru juga harus cermat dalam mendidik siswanya, serta tahu kapan anak didik itu dikenalkan dengan properti-properti tertentu.
“Kalau memang belum waktunya dikenalkan properti itu, sebaiknya dipertimbangkan masak-masak lebih dulu,” katanya.
Muhajir mengimbau semua pihak di kalangan pendidikan tetap harus mewaspadai adanya ajaran radikalisme di sekolah-sekolah, karena biasanya hal tersebut tidak datang dari luar sekolah. Namun dari dalam sekolah sehingga harus diwaspadai adanya bibit-bibit ajaran berbahaya itu.
Sebelumnya pawai budaya salah satu TK di Kota Probolinggo sempat viral di media sosial karena menggunakan baju hitam dengan menggunakan cadar serta membawa replika senjata. Polres Probolinggo Kota mengundang pihak terkait untuk konferensi pers mengklarifikasi kejadian tersebut.
Dalam klarifikasi tersebut, hadir Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal, Dandim 0820 Probolinggo Letkol Kav. Depri Rio Saransi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Probolinggo Moch. Maskur, Ketua Panitia Pawai Budaya Supini dan Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo Hartatik.
Pawai Budaya dengan tema Bhinneka Tunggal Ika tingkat TK se-Kota Probolinggo oleh Diknas Kota Probolinggo dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-73 RI dilaksanakan pada Hari Sabtu (18/8) di Kota Probolinggo.
Pesertanya 158 anak yang merupakan kegiatan rutin setiap tahun dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dengan Tema Pawai Budaya Bhinneka Tunggal Ika.