Dr. Yulizal Yunus: Dulu Ulama Juga Berpolitik
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PADANG — Salah seorang sastrawan di Minangkabau, Sumatera Barat, Yulizal Yunus resmi menyandang gelar Doktor Sastra Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.
Dalam desertasinya, Dr. Yulizal Yunus, M.Si, yang berjudul dalam “Sastra Ulama Minangkabau; Studi Syair Syekh Sulaiman al-Rasuli”, melakukan kajian terhadap syair-syair sebagai media pembelajaran materi ajar akidah, mental spiritual, ideologi, tata ibadah dan karakter akhlak mulia.
Ia menyebutkan, dalam disertasinya itu, terlihat cara bersyair ulama yang menjadi model pembelajaran modern cara fragment bersyair.
“Dulu ulama menulis juga, ceramah di mimbar juga. Tempat bertanya, tempat mengadu. Kini ulama suka nyinyir,” ujarnya, Kamis (16/8/2018).
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang ini menegaskan, tidak dapat dipungkiri dan juga merupakan hal yang fakta, isu ulama kini kian diusung, karena kepentingan politik kekuasaan.
“Dulu ulama juga terlibat dalam kekuasaan dan politik praktis. Tetapi kharisma ulama tidak hilang. Dihormati dan disegani, malahan ditakuti. Kini bergeser karena segelintir ulama juga,” sindir Yulizal Yunus.
Salah satu syair yang dilontakan oleh Yuyu, begitu panggil akrabnya, dari syair Syekh Sulaiman al-Rasuli. “Sahabat dan taulan hendaklah sungguh; harapankan iman bertambah teguh; bacalah syair bersungguh hati; yang betul jangan tuan ingkari.”
Syair lainnya yakni “Dalam cerita sudahlah terang; manfaatnya banyak tidak terbilang; bagi sahabat segala tuanku; jangan suka tuan di situ; faqir terjemahkan dalam kitab; di dalam hati gadanglah harap; bacalah tuan pagi dan petang; sungguhpun syair bahasa Melayu; keluar di kitab sudahlah tentu; bukan Jawi ialah Arab; supaya membaca siapa berhadap.”