Apindo Jateng Lebih Memilih Pekerja Lokal
SEMARANG – Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, lebih memilih mempekerjakan tenaga lokal, dibandingkan tenaga kerja asing (TKA).
Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh perhitungan pembiayaan yang harus dikeluarkan. “Kita mempekerjakan TKA kalau memang benar-benar dibutuhkan, ongkosnya mahal atau high cost,” kata Ketua Apindo Jateng Frans Kongi, Selasa (7/8/2018).
Biaya mempekerjakan TKA tinggi karena, selain harus memberikan upah yang lebih tinggi, perusahaan juga harus mengurus akomodasi TKA. “Para pengusaha itu mempekerjakan TKA kalau memang benar-benar dibutuhkan saja dan untuk posisi tertentu,” tambahnya.
Mengenai tingginya lonjakan jumlah TKA di Jateng pada semester pertama 2018, Kongi menganggap hal tersebut sebagai hal yang wajar. Oleh karenanya, para pekerja lokal dimintanya untuk tidak khawatir. “Tingginya jumlah TKA itu wajar mengingat peningkatan investasi di Jateng, dan pekerja lokal tak perlu khawatir tidak kebagian lapangan pekerjaan, karena pengusaha tentu akan menekan biaya pengeluaran,” katanya.
Kendati demikian, keberadaan TKA berkemampuan khusus harus didorong, hal itu untuk menransfer ilmu kepada tenaga kerja lokal. Berdasarkan data dari Disnakertrans Jateng, jumlah TKA di Jateng pada semester pertama 2018 tercatat mencapai 14.148 orang, mereka tersebar bekerja di berbagai sektor.
Jumlah TKA tersebut melonjak tajam jika dibandingkan data selama 2017 yang hanya mencapai 2.119 orang. Belasan ribu TKA itu didominasi TKA berkewarganegaraan Tiongkok dengan jumlah sebanyak 4.219 orang, disusul TKA dari Jepang 1.744 orang, TKA dari Korea Selatan 1.598 orang, TKA dari India 1.430 orang, TKA dari Filipina 612 orang.