Anjungan Sulawesi Tengah, Khazanah Budaya Pemersatu Nusantara

Editor: Mahadeva WS

Dianjungan Sulawesi Tengah, rumah adat Lobo dimanfaatkan untuk memamerkan hasil kekayaan alam, dan kerajinan masyarakat. Diantaranya, kerajinan tangan berbahan kayu hitam dan tambang. Juga tersaji ragam pakaian adat dari berbagai daerah di Sulasesi Tengah.

Rumah adat Tambi di Anjungan Sulawesi Tengah TMII, Jakarta.foto : Sri Sugiarti

Rumah adat ketiga, yang ditampilkan adalah Tambi, sebuah bangunan bermodel rumah adat To Bada, di Lore Selatan. Desain rumah ini seluruh dindingnya perpanjangan dari atap, yang terdiri dari dua pasang. Yang sepasang berbentuk trapesium, dan sepasang berbentuk segitiga dengan kemiringan 45 derajat.

Sedangkan lantai rumah ini terdiri dari balok-balok kayu, yang disusun tumpang tindih dan saling kait-mengait. Dengan posisi demikian, rumah adat itu merupakan bentuk rumah diatas tiang. Yakni dengan ari’l sebagai tiang penyanggah. Rumah adat tersebut menjadi identitas daerah di Sulawesi Tengah.

Rumah ini berupa panggung yang unik, atapnya berfungsi sebagai dinding. Alasnya berupa batu besar dan balok kayu dengan tangga naik yang pendek. Rumah ini hanya terdiri dari satu ruangan yaitu ruang keluarga dan dapur. “Tambi ini rumah adat masyarakat Poso, bentuknya sangat unik,” tandasnya.

Meskipun terdiri beberapa suku, anjungan Sulawesi Tengah hanya menampilkan tiga rumat adat. Hal itu dikarenakan, ketiganya sudah mewakili semua suku di provinsi Sulawesi Tengah. Anjungan ini dilengkapi gambiri, yang berfungsi sebagai lumbung padi. Bangunan gambiri, berbahan kayu bercat coklat, berada disamping belakang rumah adat Souraja.

Lihat juga...