Santri Kunjungi Candi, Dorong Generasi Muda Pelajari Situs Bersejarah
Editor: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Kecamatan Prambanan Sleman selama ini dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki begitu banyak peninggalan situs bersejarah berupa candi.
Namun sayangnya, belum semua masyarakat di sekitar lokasi, khususnya generasi muda memiliki kepedulian serta keinginan mempelajari kekayaan peninggalan masa lampau tersebut.
Generasi muda cenderung lebih banyak menjadikan candi sebagai warisan budaya yang harus dijaga, namun masih enggan mempelajari sejarah maupun kandungan lain di dalamnya.
Sebagai upaya memperbaiki pandangan generasi muda tersebut, pondok pesantren modern, Muhammadiah Boarding School (MBS) Yogyakarta, secara rutin menggelar kegiatan tadabur alam bertempat di sekitar kawasan candi setiap tahunnya.

Tahun ini, kegiatan tadabur alam digelar di kompleks Candi Barong dan Candi Banyunibo, Bokoharjo, Sleman. Sebanyak 962 siswa baru yang terdiri dari 492 santri SMP dan 652 santri SMA mengikuti kegiatan Forum Taaruf atau Masa Orientasi Santri ini.
“Kegiatan ini digelar sebagai upaya mengenalkan lingkungan sekitar sekaligus mendorong santri untuk mau mempelajari kekayaan budaya leluhur. Apalagi mereka tinggal dan belajar di daerah yang memiliki banyak peninggalan bersejarah,” ujar Wakil Direktur bidang pendidikan MBS Yogyakarta, Didik Riyanta.
Didik menyatakan, proses pendidikan harus dilakukan tidak saja sekedar membentuk intelektual anak secara akademik namun juga harus tidak boleh lepas dari nilai-nilai budaya dan religi. Candi sendiri dikatakan memiliki begitu banyak kandungan ilmu yang bisa dipelajari, baik itu terkait sejarah, arsitektur, seni hingga religi.