Pelatihan Limbah Minyak Goreng Jadi Sabun, Libatkan Pegiat Lingkungan
Editor: Satmoko Budi Santoso
SOLO – Berawal dari banyaknya limbah minyak goreng yang mengendap di sungai-sungai yang ada di Malang, Jawa Timur, sebuah inisiatif pun muncul. Melalui gerakan cinta lingkungan, seorang aktivis mencoba memanfaatkan limbah minyak goreng yang semula dibuang ke sungai, menjadi sabun yang alami.
“Aktivitas di Malang saya terapkan hidup dengan alami, termasuk sabun. Karena saya melihat banyak sekali timbunan busa sabun (konvensional) yang sebenarnya bisa merusak ekosistem alam (sungai). Ditambah lagi limbah minyak goreng yang tidak termanfaatkan dan akhirnya dibuang di sungai dan menumpuk,” ujar pegiat peduli lingkungan, Kristin Yulianti dalam pelatihan pembuatan sabun menggunakan jlantah (limbah minyak goreng), di Solo, Rabu (18/7/2018).
Alasan penggunaan “jlantah” sebagai sabun karena limbah yang satu ini belum ada penanganannya. Selain itu, sabun dari jlantah lebih alami jika dibanding dengan sabun konvensional pada umumnya. “Selain itu, kita bisa kurangi pencemaran lingkungan. Saya juga gunakan lerak, karena lerak kekayaan alam kita,” tandas perempuan 42 tahun itu.

Secara pribadi, Yulianti telah menerapkan hidup dengan perlengkapan alami selama 5 tahun, termasuk sabun jlantah dan lerak. Selama menggunakan sabun alami, dirinya juga tidak merasakan efek samping
“Juga tidak merasa kulit saya kering. Saya juga menggunakan untuk cuci muka, dan tidak ada masalah. Kalau hasilnya seperti ini kenapa kita menggunakan sabun pabrikan. Kalau kita bicara ibu bumi, ini tentu bisa mengurangi pencemaran lingkungan,” imbuhnya.