Pedagang Batagor dan Siomay Stop Sementara Gunakan Telur
Editor: Makmun Hidayat
Siomay diakuinya dijual dengan batagor, meski Dendi menyebut tidak menjualnya dalam kondisi digoreng. Ketiadaan alat penggoreng di gerobak yang dimiliki membuat ia hanya menjual siomay yang dikukus dan disajikan dalam kondisi hangat. Siomay yang sudah dibuat seperti batagor akan disajikan dengan kuah kacang serta kecap.
“Keputusan tidak menggunakan telur rebus sudah dilakukan bos pembuat siomay dan batagor, jadi kami hanya mengikuti,” terang Dendi.
Dendi menyebut sejak dirinya tidak menyertakan telur rebus, permintaan siomay terbilang menurun. Pasalnya saat ada telur ayam rebus pelanggan kerap meminta disertai pare, kol, kentang sebagai pelengkap.
Saat ada telur rebus yang dijual bersama siomay dirinya bisa menjual sekitar 100 porsi dengan harga Rp5.000. Namun kini ia mengaku hanya bisa menjual sebanyak 80 porsi siomay.
Dendi memastikan sang bos akan menyediakan siomay dan batagor dilengkapi dengan telur rebus saat harga telur turun. Penjualan siomay dan batagor dilengkapi telur rebus diakuinya dilakukan saat harga telur ayam hanya mencapai Rp15.000 hingga Rp17.000 perkilogram.
Saat harga telur ayam mahal, ia menyebut pedagang batagor dan siomay menghentikan pelengkap telur rebus untuk menu batagor dan siomay.