Musim Kemarau, Bantu Produsen Batu Bata Atasi Pengeringan

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejumlah produsen batu bata di kecamatan Palas dan Penengahan terbantu oleh kondisi musim kemarau.

Tibanya musim kemarau membuat produsen batu bata bisa lebih cepat melakukan proses pengeringan batu bata pascadicetak.

Tukino (53) salah satu pembuat batu bata di Dusun Simpang Plabuh Desa Sukaraja mengungkapkan, bisa lebih cepat dibandingkan saat musim hujan. Selama satu hari proses pengeringan pascadicetak batu bata bahkan sudah bisa disimpan di lokasi penumpukan sebelum dibakar.

Sebelumnya, saat pembuatan batu bata selama musim hujan, Tukino menyebut, membutuhkan waktu empat hari untuk proses pengeringan. Pengeringan secara alami disebutnya bahkan terpaksa harus ditutup menggunakan plastik menghindari hujan tiba-tiba turun.

Sainah, salah satu pembuat batu bata dengan mesin di Desa Belambangan Kecamatan Penengahan Lamsel [Foto: Henk Widi]
Biaya yang dikeluarkan saat musim hujan bahkan bisa lebih banyak untuk membeli plastik serta penggunaan waktu lebih lama. Proses pembuatan batu bata jenis tubruk disebutnya dikerjakan manual satu cetakan sebanyak 10 batu bata.

“Penghematan waktu dan biaya akan diperoleh saat musim kemarau karena pengeringan mengandalkan sinar matahari sebelum batu bata dibakar,” terang Tukino, salah satu produsen batu bata di desa Sukaraja kecamatan Palas, saat ditemui Cendana News, Selasa (24/7/2018).

Musim kemarau juga, diakuinya, membuat Tukino yang dibantu sang anak mudah memperoleh kayu sebagai bahan untuk pembakaran batu bata. Kayu tersebut di antaranya diperoleh dari pelepah pohon kelapa serta sekam dari limbah penggilingan padi.

Lihat juga...