Musim Panen, Harga Jual Kopi Rp40 Ribu Per Kilo

Editor: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Petani kopi di kawasan lereng gunung Merapi kabupaten Sleman Yogyakarta mulai memanen biji kopi di lahan perkebunan mereka. Musim panen kopi biasa ini terjadi pada saat musim kemarau atau memasuki bulan Juli-Agustus.

Salah seorang petani kopi asal lereng gunung Merapi, Suryono (52) menyebut, hasil panenan kopi pada tahun ini cukup menggembirakan. Selain hasil panenan melimpah, harga jual kopi baik dalam bentuk biji glondong atau biji hijau (green bean) juga terbilang bagus.

“Untuk panenan tahun ini cukup bagus. Dari lahan sekitar 2500 meter, bisa menghasilkan sebanyak 2 kuintal biji kopi. Lebih bagus dari tahun sebelumnya yang hanya mendapat 1 kuintal saja akibat cuaca buruk,” ujar warga asal Dusun Gondang Pusung, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Selasa (24/7/2018).

Salah seorang petani kopi di kawasan lereng gunung Merapi tengah menjemur biji kopi dari lahan perkebunan mereka – Foto Jatmika H Kusmargana

Suryono sendiri mengaku, mulai menanam kopi jenis Robusta BP436 Tugusari sejak beberapa tahun silam. Selain dapat tumbuh bagus di kawasan lereng gunung Merapi, ia juga mengaku memilih menanam kopi karena minimnya perawatan serta harga jual yang lumayan tinggi.

“Di sini kopi bisa tumbuh bagus. Perawatan juga mudah, hanya butuh pemupukan dan pemangkasan saja. Paling tiap tiga bulan sekali, selepas panen. Masa produksi juga sangat lama bisa mencapai 50 tahun lebih. Kopi juga termasuk tahan penyakit,” paparnya.

Untuk harga jual sendiri, biji kopi glondong atau biji yang baru saja dipetik, saat ini mencapai sekitar Rp3500-5000 per kilogram. Sementara untuk biji kopi green bean atau biji yang telah kering dan lepas dari kulit mencapai Rp35.000-40.000 per kilogram.

Lihat juga...