Kinerja Industri Kosmetik Lampaui Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi - Petugas sedang melakukan Sidak di sebuah kios dan menemukan berbagai makanan, minuman,kosmetik dan obat-obatan kadaluarsa dan tidak berizin. Foto : Dok CDN

JAKARTA – Industri kosmetik nasional tumbuh mencapai 6,35 persen pada 2017 dan naik menjadi 7,36 persen pada triwulan I/2018.

“Artinya, kinerja sektor ini mampu di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan kami memperkirakan sepanjang tahun 2018 bisa tembus hingga 7 persen, sejalan dengan pertumbuhan start-up dan kebutuhan konsumen yang kian berkembang,” kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, melalui keterangannya di Jakarta, Kamis.

Di samping itu, industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat ini mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95 persen industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar.

“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa dari mereka sudah mengekspor produknya ke ke negara-negara di Asean, Afrika, Timur Tengah dan lain-lain,” tuturnya.  Pada 2017, tercatat nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta dolar AS, naik dibanding tahun 2016 sebesar 470,30 juta dolar AS.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, adanya tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) membuka peluang pengembangan produk kosmetik berbahan alami seperti produk spa yang berasal dari Bali.

“Produk-produk spa ini cukup banyak diminati wisatawan mancanegara. Dengan penguatan branding yang baik, diharapkan produk kosmetik kita ke depannya dapat mencapai kesuksesan seperti produk-produk kosmetik dari luar negeri,” tuturnya.

Oleh karena itu, Kemenperin fokus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektornya.

Lihat juga...