Kemarau, Pembudidaya Ikan Lamsel, Waspadai Kebutuhan Air
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Pembudidaya atau peternak ikan air tawar di Kabupaten Lampung Selatan mulai mewaspadai musim kemarau yang melanda wilayah tersebut.
Kemarau berimbas proses penguapan berlangsung cepat, budidaya kolam permanen dan terpal pun tidak sebanding dengan pasokan air.
Ubad Badruzaman (51) pembudidaya ikan air tawar jenis nila dan gurami menyebut, pasokan air selama ini diperoleh dari sungai kecil di Dusun Rajawali, Desa Mekarmulya, Kecamatan Palas, tempat tinggalnya.
Tibanya musim panas, disebut Ubad, berimbas penurunan debit air di sungai yang sebagian sudah dibendung di bagian hulu. Pembendungan sungai, diakuinya, akibat digunakan para petani penanam padi dan penanam sayuran.
Sirkulasi air bersih untuk kolam ikan nila dan gurami, disebut Ubad, berubah selama musim kemarau. Saat musim hujan Ubad yang sudah melakukan budidaya ikan nila dan gurami sejak tahun 1997 tidak khawatir pasokan air.
Sebagai upaya mencegah berkurangnya air untuk budidaya ikan gurami dan nila, Ubad menyiasati dengan memasang jaring atau waring di bagian atas kolam. Hal serupa dilakukannya pada kolam pemijahan terbuat dari terpal menghindari proses penguapan.
“Saya memasang plastik pada bagian atas kolam sebagai peneduh, sekaligus pencegah penguapan berimbas cepat berkurangnya air di kolam,” terang Ubad.