Kadis: Pertanian di Bantul tak Terdampak Gelombang Tinggi

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi. -Dok: CDN
YOGYAKARTA – Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, menyatakan sektor pertanian di pesisir daerah ini tidak terdampak gelombang tinggi yang melanda pantai selatan.
“Jadi kalau dari sektor pertanian, memang belum terdampak gelombang tinggi akhir-akhir ini, karena memang pertanian kami tidak berada di pinggir pantai secara persis,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi, di Bantul, Senin (30/7/2018).
Gelombang tinggi pantai selatan DIY yang terjadi dalam sepekan terakhir telah menerjang bangunan maupun rumah tinggal di kawasan pantai Bantul, akibatnya pemukiman dan lingkungan sempat tergenang air laut usai gelombang pasang.
Tetapi, kata Pulung, lahan pertanian yang dibudidayakan di lahan pasir pantai berada jauh dari garis pantai, sehingga sejauh ini sektor pertanian tidak terkena air laut yang bisa merusak tanaman pangan.
“Jadi, lahan pertanian di Bantul ada jarak lebih dari satu kilometer dari pantai. Dampak gelombang tinggi di sektor pertanian memang tidak terasa di Bantul, hanya saja kalau di sektor nelayan itu yang terasa,” katanya.
Pihaknya belum mendengar apakah daerah atau kabupaten lain untuk sektor pertanian terdampak gelombang tinggi, namun demikian, jika berdampak ada kemungkinan budi daya pertanian terlalu dekat dengan pantai.
Ketika ditanya lahan pertanian di pesisir Baros, Desa Tirtohargo, Bantul, yang beberapa hari lalu terkena air laut, Pulung mengatakan, itu tidak masuk dalam kegiatan pertanian, melainkan hanya lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian.
“Itu (kawasan Baros) lahan yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian, tapi kalau dari sisi sarana produksi pertanian, kami memang belum masuk, karena acuan kita satu kilometer ke utara (dari pantai) baru lahan pertanian,” katanya.
Pulung juga mengatakan, jika air laut sampai masuk lahan pertanian, otomatis bisa merusak karena airnya asin. “Dan, itu kalau daya dorongnya besar bisa menghanyutkan, tapi sementara ini belum, mudah-mudahan tidak ada,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, sebelumnya mengatakan, gelombang tinggi pantai selatan DIY yang berkisar empat sampai tujuh meter pada 24-sampai 30 Juli, itu karena fenomena siklon tropis di Cina bagian selatan dan barat Australia.
“Fenomena ini sangat dimungkinkan berdampak pada gelombang cukup ekstrem dan sampai menerjang pemukiman di sepanjang pantai selatan, karena kita lihat bersama permukiman di Pantai Pandansimo, Depok, dan Pantai Baru sudah sangat dekat dengan bibir pantai,” katanya. (Ant)
Lihat juga...