Jadi Pionir, John De Rantau Garap Film yang Berbeda

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — John De Rantau termasuk salah satu sutradara yang berani dan idealis. Dia selalu membuat film yang berbeda dengan film yang digarap kebanyakan orang, dimana akhir-akhir ini banyak film yang digarap dengan mengandalkan komika.

Dalam film produksi Himaya Pictures berjudul Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, John malah sebaliknya membuat film yang situasional yang dimainkan aktor serius dalam film komedi.

“Ini film yang menjadi obsesi saya sekitar hampir 15 tahun,” kata sutradara John De Rantau saat jumpa pers acara selametan film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi di Resto Ocha & Bella, Hotel Morrisey, Jl, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (13/7/2018).

Lelaki kelahiran Padang, 2 Januari 1970 itu mengaku dulu dirinya membuat film dari karya Seno Gumira Ajidarma berjudul Taxi Blues.

“Pada waktu itu saya berobsesi ingin membuat film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi,” beber lulusan SMA 2 Padang (1988) dan Institut Kesenian Jakarta (1998) ini.

Pada saat membuat film Taxi Blues, kata John, pada saat itu juga ada film yang mirip dengan Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi yang tadinya ia mengira Seno Gumira Ajidarma terinspirasi dengan film, tapi ternyata justru film itu yang terinspirasi cerpen Seno.

“Judul filmnya Malena yang begitu sangat terkenal dan fenomenal, dimana artisnya menjadi salah ikon aktris seksi Eropa yaitu Monica Bellucci,” ungkapnya.

Malena dibuat tahun 2000 sepuluh tahun setelah cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi dibuat Seno pada tahun 1991.

“Kalau ditanya kenapa dulu saya membuat film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi itu panjang prosesnya, tapi kalau sekarang ditanya, saya hanya greget saja,” ujarnya.

Lihat juga...