UKM di Mataram Dibina, Hindari Makanan Berbahaya
MATARAM – Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terus berupaya membina usaha kecil menengah untuk menghindari penggunaan bahan makanan berbahaya.
“Setiap tahun, setidaknya kami menyasar sekitar 30 usaha kecil menengah (UKM) bidang olahan pangan, agar produk yang dihasilkan menggunakan bahan makanan aman,” kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Mataram Yance Hendra Dirra di Mataram, Minggu.
Pernyataan itu dikemukakan menyikapi hasil temuan dari pengawasan yang dilakukan BPOM bersama Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu yang menemukan adanya indikasi penggunaan bahan makanan berbahaya berupa boraks oleh produsen kerupuk dan mi basah yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet.
Yance mengatakan, dalam setiap pembinaan pengusaha UKM diberikan edukasi tentang sejumlah jenis bahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan, serta menyampaikan sejumlah bahan makanan pengganti yang sehat dan aman.
Hasilnya, selama dilakukan pendampingan cukup baik, dan rata-rata UKM telah menggunakan bahan makanan yang aman dikonsumsi sesuai arahan.
“Jika ada ditemukan, kemungkinan itu oknum. Sementara untuk mi basah, bisa saja terjadi pada mata rantai penjualan sebab produsen mi basah di kota ini sudah tidak ada lagi menggunakan formalin,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan hasil kajian BPOM dari sekian banyak UKM produksi olahan makanan di kota ini, menyebutkan hasil olahan makanan di Mataram baik dan yang teridentifitasi bukan menggunakan bahan makanan berbahaya melainkan terkait kebersihannya.
“Jumlahnya pun sangat sedikit yakni tidak lebih dari lima UKM,” katanya.