Pelaku UKM Pertahankan Growol Beraroma Kecing
KULON PROGO – Pelaku usaha kecil menengah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih membuat dan mempertahankan makanan khas growol yang beraroma “kecing” karena diminati konsumen.
Salah satu pembuat dan penjual growol di Pasar Sentolo Kulon Progo, Endah di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan growol identik dengan aroma “kecing” karena proses perendaman singkong antara tiga hingga lima hari.
“Kalau growol tidak ‘kecing’, bukan growol. Konsumen malah bertanya kalau tidak ‘kecing’,” katanya.
Ia mengatakan growol masih diminati masyarakat di Kulon Progo, khususnya masyarakat Kecamatan Sentolo. Endah sudah 15 tahun berjualan growol, permintaan masyarakat stabil.
“Growol meski bau, tapi banyak yang mencari. Growol ini sangat bermanfaat untuk menyembuhkan maag hingga diabetes,” katanya.
Endah mengatakan proses pembuatan growol cukup mudah. Singkong dikupas, kemudian dicuci sampai bersih dan direndam tiga sampai lima hari. Selama perendaman ini menimbulkan bau tidak sedap atau “kecing”.
Hal ini dikarenakan kadar gula dalam singkong hilang. Setelah singkong lunak, kemudian dikukus selama satu jam atau sampai matang.
“Makanan growol ini sudah tidak ada kadar gulanya, sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan,” katanya.
Ia mengatakan singkong didatangkan dari Kabupaten Purworejo, Magelang, dan Wonosobo, Jawa Tengah. Setiap dua atau tiga hari sekali, dirinya membeli singkong tiga kuintal. Harga singkong Rp1.200 hingga Rp1.500 per kilogram.
Tiga kuintal singkong tersebut setelah dimasak hanya menjadi 75 porsi growol, dengan berat 2,5 kilogram.
“Satu kuintal singkong dibuat growol menjadi 25 porsi, setiap porsinya harganya Rp9.000. Keuntungan kami sangat sedikit, tetapi kami sangat bersyukur, kami masih tetap bekerja dan menciptakan lapangan kerja sendiri,” katanya. (Ant)