Hampir Semua Pekarangan Rumah di Bantul Ditanami Pisang
YOGYAKARTA – Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, menyatakan, sekitar 90 persen lahan pekarangan milik warga sudah ditanami pisang, guna menambah pendapatan keluarga.
“Kalau catatan yang pasti tidak ada, tapi tiap ada pekarangan sudah ditanami pisang, kalau kita di Bantul ada 22 ribu hektare pekarangan dan sudah hampir 90 persen ditanami pisang,” kata Sekretaris Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Bambang Pin Erwanto, di Bantul, Kamis (3/5/2018).
Menurut dia, tanaman pisang sebegai pangan lokal ini sudah menjadi buah unggulan Bantul, sehingga pembudidayaan tanaman maupun peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dari budi daya pisang di masyarakat terus dioptimalkan.
“Dan, 22 ribu hektare pekarangan di Bantul mayoritas sudah ada tanaman baik yang ada di pegunungan maupun dataran rendah. Semua berpotensi untuk dibudidayakan tanaman pisang,” katanya.
Ia menjelaskan, selama ini pisang hasil pembudidaya di Bantul lebih banyak dijual secara segar atau berupa buah, namun sudah ada pelatihan-pelatihan kelompok yang membuat olahan serba pisang menjadi camilan.
Bambang mengatakan, sebagai contoh pembudidaya dan pengolah pisang di wilayah Bambanglipuro sudah dikenal masyarakat luas, bahkan pernah diundang ke Itali dalam rangka mempresentasi tentang potensi dan peningkatan produksi pisang.
“Dan, di Bantul ada 26 jenis olahan pisang, bahkan pisang itu mulai dari bonggolnya, dari daunnya bisa diolah untuk makanan menjadi keripik atau pun olahan yang bisa menjadi sajian makanan keluarga sehari-hari,” katanya.
Meski demikian, kata dia, diakui kapasitas produksi pisang di Bantul masih terus bisa dikembangkan, apalagi belum setiap orang mampu mengolah serba pisang menjadi makanan, sehingga perlu pelatihan-pelatihan.