Geliat Usaha Kerajinan Pandai Besi di Lombok
Editor: Satmoko
“Kalau saya lebih sering membuat sabit dan parang karena lebih laku di pasaran dan banyak yang membutuhkan,” kata Rizal.
Untuk membuat golok dan sabit ia sering memakai besi dari sok sepeda motor, sepeda dan juga mobil, karena besi jenis ini dianggap yang paling bagus kualitasnya serta kuat.
Untuk mendapatkan besi sebagai bahan, para perajin biasa mencari sendiri di gudang barang bekas, membeli besi bekas dari para pengepul dengan harga bervariasi, mulai Rp10.000 per kilo untuk jenis sok bekas sepeda motor dan Rp5.000 per kilo untuk besi beton.
“Kalau tekun, dalam sehari kita biasa menyelesaikan pembuatan peralatan pertanian seperti sabit maupun parang sampai 10 biji, tergantung rutin tidaknya para perajin dalam mengerjakan,” tuturnya.
Faris, perajin lain mengatakan, untuk bisa menjual hasil kerajinan peralatan pertanian yang dihasilkan, biasanya para perajin langsung menjual sendiri ke pasar tradisional setiap hari. Terkadang ada juga pengepul yang datang untuk membeli, tapi lebih memilih menjual sendiri di pasar tradisional.
“Untuk satu buah sabit dijual dengan harga bervariasi, mulai Rp15.000 sampai Rp20.000 per biji, sedangkan untuk satu buah golok dipasang harga mulai dari Rp85.000 sampai Rp100.000 per biji, tergantung ukuran dan kualitas,” ungkapnya.
Faris menuturkan, dari penjualan hasil kerajinan pandai besi, dirinya bisa mengais keuntungan Rp200.000 setiap hari, tergantung ramai pembeli atau tidak. Sementara kalau musim panen padi, keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp1.000.000 lebih.
Meski demikian, lanjut Faris, kendala yang kerap dihadapi perajin pandai besi adalah susah mendapatkan arang untuk pembakaran besi, walaupun harga arang dinilai tidak terlalu mahal.