Geliat Usaha Kerajinan Pandai Besi di Lombok
Editor: Satmoko
LOMBOK TENGAH – Teknologi bidang pertanian telah mengalami perkembangan demikian pesat, baik masalah bibit, peningkatan produktivitas pertanian maupun peralatan yang digunakan untuk mengalah lahan pertanian.
Keberadaan peralatan pertanian tradisional seperti cangkul, linggis, parang maupun sabit pun masih tetap banyak digunakan masyarakat petani untuk mengolah lahan pertanian.
Provinsi Nusa Tenggara Barat, misalnya, terutama di Pulau Lombok yang hampir sebagian besar daratannya merupakan lahan pertanian, masyarakat petani, khususnya yang ada di daerah pedesaan, masih banyak yang mengandalkan dan menggunakan peralatan tradisional untuk mengolah lahan pertanian.
Tidak heran usaha kerajinan pandai besi seperti sabit, cangkul maupun peralatan pertanian lain tetap laku dan dicari petani di pasar tradisional, terutama saat musim tanam misalnya musim hujan.
“Kalau peralatan pertanian seperti cangkul, parang dan sabit masih tetap laris dibeli petani. Paling laris sabit, terutama saat musim panen padi,” ujar Samsul Rizal, perajin pandai besi sekaligus penjual peralatan pertanian Desa Montong Gamang, Lombok Tengah, Minggu (6/5/2018).
Mengingat masyarakat petani pedesaan umumnya masih memanen padi menggunakan sabit, meski mesin panen padi sudah ada dan masuk kawasan pedesaan, tapi memanen menggunakan sabit dinilai lebih bagus, padi tidak banyak tercecer.
Dusun Embung Karung, Desa Montong Gamang Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah sendiri merupakan desa sentral kerajinan pandai besi, hampir sebagian besar masyarakatnya menjadi perajin pandai besi.
Rizal mengaku kalau dirinya menggeluti kerajinan pandai besi alat pertanian ini sudah 15 tahun. Adapun jenis-jenis alat yang sering dibuat adalah sabit, parang, golok, cangkul dan berbagai macam bentuk peralatan pertanian termasuk senjata tajam. Tapi paling banyak sabit dan parang.