Film Lima, Representasi Lima Sila Pancasila

Editor: Satmoko

Skenario filmnya sendiri ditulis oleh Sinar Ayu Massie dan Titien Wattimena. Keduanya memang sangat berpengalaman dalam penulisan skenario. Terlebih, Sinar Ayu yang piawai menggarap skenario film mengenai kasus-kasus serius seperti korupsi, seperti di antaranya film Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014) dan Kita versus Korupsi (2012). Adapun Titien tentu kuat dalam cerita dramanya yang menyentuh.

Akting para pemain, mulai dari Prisia Nasution, Tri Yudiman, Baskara Mahendra, Yoga Pratama, Dewi Pakis, Rangga Djoned, Aji Santosa, dan lain-lainnya, begitu natural dalam menghidupkan peran mereka masing-masing dengan total.

Adegan memandikan jenazah digambarkan cukup mendetail yang tampaknya untuk lebih meyakinkan bahwa prosesi memandikan jenazah dalam agama Islam begitu runut, bersih dan mendetail sekali. Dalam hal ini, Fara, Bi Ijah, dan beberapa pemain perempuan yang memandikan jenazah Maryam.

Menonton film Lima, produksi Lola Amaria Production, kita dapat menyaksikan Indonesia dengan segala kompleksitas sosial permasalahan yang muncul di dalamnya.

Berbagai permasalahan sosial di tengah masyarakat yang kerap terjadi di Indonesia inilah yang digambarkan dalam film Lima dengan sangat baik. Sederhana tapi begitu mengena. Tentang Indonesia yang belum selesai dengan segala kompleksitasnya. Pancasila pun menjadi solusi di negara Bhinneka Tunggal Ika ini.

Lihat juga...