Faktor Fundamental Pengaruhi Kebutuhan Uang Lebaran

BI, ilustrasi -Dok: CDN

SOLO – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta, Jawa Tengah menyatakan faktor fundamental mempengaruhi kebutuhan uang pada saat Lebaran 2018. Secara year on year (yoy) atau tahunan BI Surakarta mencatat, inflasi di Kota Solo 2,83 persen.

Pencapaian tersebut merupakan dampak positif dari stabilitas harga di Kota Solo yang relatif terjaga. “Ini tidak lepas dari sejumlah upaya yang dilakukan oleh banyak pihak, di antaranya sidak pasar, rapat koordinasi, capacity building teman-teman TPID, dan koordinasi yang berjalan dengan baik. Pada dasarnya kami berupaya all out demi pengendalian harga,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Surakarta Bidang Advisori dan Pengembangan Ekonomi Daerah Taufik Amrozy, Rabu (2/5/2018).

Taufik menyebut, inflasi di Solo termasuk paling bagus. Dari catatannya, se-Jawa inflasi Solo terendah kedua setelah Bekasi. Hal tersebut tidak terlepas dari kemampuan BI Surakarta untuk melakukan pengawasan. Salah satu yang terbaru adalah, menyarankan Perum Bulog untuk memperbaiki kualitas beras medium.

“Beberapa waktu lalu saat awal pelaksanaan operasi pasar, kami melihat beras medium belum terserap optimal. Kemudian kami minta Bulog agar memperbaiki kualitas beras medium, setelah dipoles sekali lagi baru kemudian terserap dengan maksimal,” katanya.

Selain itu, BI juga telah melakukan koordinasi dengan Perdaringan untuk menyambungkan dengan klaster agar beras dari petani di Soloraya dapat terserap dengan baik. Hal itu bertujun agar beras dari petani di Solo tidak lari ke daerah lain dan pasokan tetap dinikmati warga Solo.

Jika stabilitas harga terjaga seiring dengan terjaganya pasokan komoditas dari petani, daya beli masyarakat juga akan mengalami peningkatan. “Logikanya ketika pendapatan tetap dan harga terjaga maka konsumen yang tadinya beli 1 bisa beli 1,5,” katanya.

Lihat juga...