Dunia Serangga TMII Koleksi 415 Jenis Serangga
Editor: Koko Triarko
Namun sayangnya, kata Agus, dengan adanya pembangunan Museum Batik pada 2016, area Taman Kupu-Kupu dipindahkan ke bagian timur gedung Dunia Serangga.
“Kini, area Taman Kupu-Kupu kecil dibangun di atas lahan 8 x 15 meter persegi. Sedangkan mini zoo-nya ditiadakan,” ujarnya.
Sejak 2015, Dunia Air Tawar TMII dan Dunia Serangga TMII digabungkan. Sehingga, kata Agus, pengungjung yang berkunjung ke Dunia Air Tawar bisa berlanjut ke Dunia Serangga dengan cukup membeli satu tiket masuk.
“Cukup bayar tiket Rp25.000, pengunjung bisa melihat keaneka ragaman ikan dan jenis serangga,” kata Agus.
Menurut Agus, hadirnya Dunia Serangga di TMII memberi warna tersendiri bagi pelestarian flora dan fauna Indonesia. Dunia Serangga ini memberikan wawasan dan edukasi kepada masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa.
Karena, kata Agus, tidak hanya seni budaya bangsa yang harus dilestarikan, tapi juga flora dan fauna Indonesia, masyarakat juga perlu mengetahuinya.
“Indonesia ini tidak cuma kaya seni budaya, tapi flora faunanya juga beragam,” imbuhnya.
Agus berharap, dengan berkunjung ke TMII masyarakat bisa lebih mengenal Dunia Serangga. Dan, setiap hari tidak pernah sepi pengunjung. Senin hingga Jumat adalah kalangan pelajar mulai siswa TK, SD, SMP, SMA dan mahasiswa.
Mereka datang ke Dunia Serangga tak sekedar untuk wisata, tapi berdiskusi dan bahkan melakukan penelitian untuk tugas sekolah.
Sedangkan Sabtu-Minggu atau hari libur besar, ramai oleh pengunjung keluarga. “Dalam sebulan, lima ribu pengunjung lebih yang datang ke Danau Serangga,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan pengunjung dengan menggelar berbagai kegiatan di luar area TMII. Seperti seminar dan pameran di mal dan juga di sekolah-sekolah.