Putu Supadma: TMII Visi Besar Ibu Tien dan Pak Harto

Editor: Irvan Syafari

Direktur Penelitian, Pengembangan dan Budaya TMII, Putu Supadma Rudana-Foto: Sri Sugiarti.

Selain itu, tambah dia, TMII ke depan ingin juga menjadi ruang interaktif dan kreatif bagi anak-anak muda kalangan milenia. Karena diketahui dalam beberapa tahun ke depan 52 persen masyarakat Indonesia dari usia 17 tahun sampai 35 tahun.

“Nah, TMII harus menjadi ruang kreatif bagi mereka untuk bisa berkreasi dan interaksi. Yang pada intinya saling memberi inspirasi bagi anak bangsa yang beragam itu,” tukasnya.

Untuk mencapai sasaran milenia itu, jelas dia, tentu ke depan penataan TMII secara bertahap akan dilakukan. Dengan koordinasi semua pihak untuk bisa memberi kontribusi maksimal kepada pengembangan dan perkembangan TMII.

Jadi membuka ruang publik yang memang selama ini kalau dilihat hari Jumat, Sabtu, dan Minggu itu penuh. Dalam ruang waktu yang kosong itu, Putu berharap TMII menjadi ruang pendidikan bagi siswa-siswi sekolah dasar dan menengah.

Karena menurutnya, anak-anak usia dini juga penting diberikan masukan atau inspirasi tentang kekayaan seni budaya Indonesia.

Memang, kata Putu, selama ini tidak semua buruk budaya yang datang dari luar, tapi begitu indah dan sangat luar biasa kekayaan budaya Indonesia. Inilah yang patut digaungkan di TMII.

Putu menghimbau dan mengajak semua pihak saatnya sekarang TMII menjadi rumah kita bersama dan rumah keberagaman atau kebhinekaan. Yang pada akhirnya semua pihak berkontribusi untuk menjadikan TMII ikon utama dalam memuliakan kebudayaan dan peradaban bangsa.

Inilah menurut Putu, tujuan utama HUT ke 43 TMII bertema “Taman Mini Indonesia Wajah Budaya Indonesia: Seni Diusung, Budaya Dijunjung, Banua Bauntung”.

Tema itu mencerminkan bahwa TMII satu-satunya di dunia. Ini artinya, tegas Putu, kita sudah memiliki semua itu sejak Ibu Tien Soeharto dan Presiden Soeharto membangun dan mendesain TMII.

Lihat juga...