Perempuan Pemimpin

OLEH TJAHJONO WIDARMANTO

Di abad 20 peran perempuan Indonesia lebih banyak di ranah intelektual dan sosial yang melakukan perlawanan dengan kolonial Belanda. Tercatatlah R.A Kartini, R.A. Rukmini, Dewi Sartika, Rohanna Kudus, Rahmah El Yunussiyah, Maria Walanda Maramis, dan sebagainya.

Yang menarik, sejalan dengan kesadaran membangun wawasan intelektual dan kecerdasan tumbuh pulalah organisasi-organisasi perempuan, antara lain Wanita Utomo, Istri Sedar, Aisyah, Fatayat NU, Ina Tuni, Putri Mardika, PIKAT, Wanita Katolik. Peran organisasi perempuan ini mencapai puncaknya ketika diadakannya Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928, yang kemudian berlanjut pada Kongres Perempuan Indonesia II (1935) dan Kongres Perempuan Indonesia III (1938).

Fakta-fakta historis tersebut dikemukakan bukan sebagai sikap mengelus-elus romantisme belaka namun untuk menunjukkan bahwa sejak dahulu kita sudah mengenal tradisi kepemimpinan perempuan. Dengan mengenal kembali fakta-fakta historis di atas bisa sebagai pijakan untuk merevitalisasi, mereposisi dan mengaktualisasi peran perempuan di pelbagai sektor kehidupan.

Jayalah perempuan Indonesia! ***

Tjahjono Widarmanto, sastrawan, guru SMAN 2 Ngawi Jawa Timur

Redaksi menerima tulisan opini dengan tema tidak mengandung SARA dan memperkukuh tegaknya kedaulatan bangsa. Kirim ke editorcendana@gmail.com

Lihat juga...